Di zaman dunia tanpa sempadan, penggunaan laman sosial merupakan salah satu bahagian dalam hidup seseorang untuk melakukan komunikasi dan saling berinteraksi dengan orang lain.
Berkomunikasi di laman sosial tidak jauh beza dengan dunia nyata. Bahkan efek negatifnya di dunia maya lebih besar karena kita tidak tahu bagaimana ekpresi orang yang membaca apa yang kita tulis sehingga kita dengan mudah dapat membaca situasi tersebut.
Diantara adab Islam dalam menggunakan laman sosial tersebut di antaranya adalah:
1. Niatkan segala aktifiti yang baik sebagai ibadah dan ikhlaskan hati kerana Allah SWT semata-mata, bukan untuk mencari nama atau kemasyhuran.
Dari Umar bin Khattab RA Rasulullah SAW bersabda:
إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى
Ertinya:
"Sesungguhnya segala amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang ia niatkan". (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Jangan menggunakan laman sosial dengan tidak mengingati Allah SWT (jangan lupa berzikir dan bersholawat).
Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda:
ما قعد قوم مقعدا لا يذكرون فيه الله عز وجل ، ويصلون على النبي صلى الله عليه وسلم ، إلا كان عليهم حسرة يوم القيامة ، وإن دخلوا الجنة للثواب.
Ertinya:
"Tidaklah suatu kaum duduk dalam satu majlis tampa berzikir mengingat Allah SWT dan bersalawat kepada Nabi Muhammad sallallahu'alaihi wasallam, kecuali akan menjadi penyesalan bagi mereka di hari kiamat sekalipun mereka sudah masuk surga karena pahalanya". (HR. Ahmad).
3. Memulakan pembicaraan dalam laman sosial dengan memberi dan menjawab salam.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah an-Nisa ayat 86:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا.
Ertinya:
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa". ( QS. An-Nisaa':86)
Penghormatan dalam Islam tersebut ialah: dengan mengucapkan (السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ) Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Dari Abu Hurairah RA; Rasulullah SAW bersabda:
لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا. أولا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم.
Ertinya:
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian". ( HR. Muslim).
4. Menggunakan media sosial sebagai salah satu bentuk Amar ma'ruf nahi mungkar.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ.
Ertinya :
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar". (QS. Ali Imran:110)
Dari Abu Sa'id RA; Rasulullah SAW bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان.
Ertinya:
"Barangsiapa dari kalian yang melihat kemungkaran maka perbaikilah dengan tanganmu, kalau kamu tidak mampu maka dengan lidahmu, kalau kamu tidak bisa maka dengan hatimu, dan itu adalah selemah-lemahnya iman". (HR. Muslim).
5. Sebarkan berita yang baik-baik dan jauhi hal-hal yang negatif (seperti dosa, maksiat, kemungkaran, fitnah serta perbalahan dan perpecahan ).
Dari Abu Hurairah RA; Rasulullah SAW bersabda:
من دعا إلى هدى، كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إلى ضلالة، كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا [صحيح مسلم]
Ertinya:
" yang mengajak kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala seperti pahal yang mengerjakannya tampa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti dosa yang mengerjakannya tampa mengurangi dosa mereka sedikitpun". (HR. Muslim).
6. Jangan menyebarkan semua berita apa yang di dapat dalam media sosial meskipun ianya adalah kebaikan, kerana tidak semua kebaikan harus disampaikan, perhatikan situasi dan kondisi orang yang akan mendengar atau membacanya.
Dari Hafs bin 'Ashim RA ; Rasulullah SAW bersabda:
كفى بالمرء كذبا أن يحدث بكل ما سمع.
Ertinya:
"Cukuplah seseorang dianggap pembohong jika ia menyampaikan semua apa yang ia pernah dengar. (HR. Muslim).
Ali bin Abi Thalib RA berkata:
حدثوا الناس، بما يعرفون أتحبون أن يكذب، الله ورسوله.
Ertinya:
"Sampaikanlah kepada orang-orang apa yang bisa ia pahami, sukakah kalian jika Allah SWT dan rasul-Nya didustakan?" (HR. Bukhari)
Abdullah bin Mas'ud RA berkata:
ما أنت بمحدث قوما حديثا لا تبلغه عقولهم، إلا كان لبعضهم فتنة.
Ertinya:
"Tidaklah kamu menyampaikan sesuatu kepada satu kaum yang belum bisa mereka pahami kecuali hal itu akan menjadi fitnah (cobaan dan masalah) bagi sebagian mereka". (HR. Muslim).
7. Berhati-hati dalam menerima suatu informasi dan ketika menyebarkannya.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Hujuraat ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ.
Ertinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (QS. Al-Hujuraat:6).
Ayat di atas menyebutkan orang-orang fasik. karena kebanyakan mereka yang suka membawa berita-berita palsu (bohong), sedangkan bagi orang taat tidak akan sampai membawa berita-berita yang palsu dan dusta.
8. Berkata/menulis dengan kalimat yang baik-baik atau diam itu lebih baik.
Dari Abu Hurairah RA; Rasulullah SAW bersabda:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت.
Ertinya:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat maka ucapkanlah yang baik atau diam". (HR. Bukhari dan Muslim).
9. Berteman dalam laman sosial dengan orang-orang yang baik untuk kebaikan bersama.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Furqaan ayat 27-29:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا.
Ertinya:
"Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (menyesali perbuatannya), seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al Quran ketika Al Quran itu Telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia". (QS. Al-Furqaan: 27-29).
Dari Abu Musa RA; bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:
مثل الجليس الصالح والسوء، كحامل المسك ونافخ الكير، فحامل المسك: إما أن يحذيك، وإما أن تبتاع منه، وإما أن تجد منه ريحا طيبة، ونافخ الكير: إما أن يحرق ثيابك، وإما أن تجد ريحا خبيثة "
Ertinya:
"Perumpamaan teman yang baik dan buruk, seperti penjual parfum dan pandai besi. Penjual parfum: Bisa jadi ia akan memberimu parfumnya atau kamu beli darinya, atau sekedar mencium bau harum darinya. Sedangkan pandai besi: Bisa jadi bajumu terbakar oleh percikan apinya atau kamu mehirup bau yang tidak sedap". (HR. Bukhari dan Muslim)
10 . Jauhi buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang, saling mengata antara satu sama lain (gibah), mengadu domba (namimah), iri hati dan perasaan hasad dengki.
Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah Al-Hujuraat ayat 12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيم.
Ertinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Hujuraat:12)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
إياكم والظن، فإن الظن أكذب الحديث، ولا تحسسوا، ولا تجسسوا، ولا تنافسوا، ولا تحاسدوا، ولا تباغضوا، ولا تدابروا، وكونوا عباد الله إخوانا.
Ertinya:
"Jauhilah olehmu perasaan buruk sangka, karena buruk sangka adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan jangan bersaing yang tidak sehat, dan jangan saling iri, dan jangan saling bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Hudzaifah RA ; Rasulullah SAW bersabda:
لا يدخل الجنة نمام.
Ertinya:
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (namimah). (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Jangan menggunakan media sosial hanya untuk saling menghina, mencaci maki dan mengutuk orang lain.
Dari Abdullah bin Mas'ud RA Rasulullah SAW bersabda:
سباب المسلم فسوق.
Ertinya:
"Mencaci sesama muslim adalah suatu kefasikan". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah bin Mas'ud RA; Rasulullah SAW bersabda:
ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء .
Ertinya:
"Orang beriman (yang sempurna imannya) tidak suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berlaku jelek, dan tidak berkata buruk. (HR. Tirmidzi).
12. Jaga pandangan mata dari perbuatan yang haram.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surah An-Nuur ayat 30-31:
{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ} [النور: 30، 31]
Ertinya:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya". (QS. An-Nuur: 30-31)
13. Jangan menggunakan media sosial dengan menayangkan gambar-gambar yang tidak menutup aurat (foto).
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء.
Ertinya:
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (aurat), kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. (QS. An-Nuur:31).
14. Gunakan media sosial untuk saling mengajak kebaikan dan membantu orang lain yang memerlukan petolongan.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ.
Ertinya:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya". (QS. Al-Maidah:2)
Dari Abu Hurairah RA; Rasulullah SAW bersabda:
الله في عون العبد ما كان العبد فى عون أخيه.
Ertinya:
"Allah akan senangtiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut sentiasa menolong saudaranya". (HR. Muslim).
15. Jangan membuang waktu sia-sia dalam menggunakan media sosial. (Dengan melakukan sembang-sembang kosong yang tidak berfaedah).
Allah SWT berfirman dalam surah Al Mu’minun ayat 99-100:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Ertinya:
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan” (QS. Al Mu’minun: 99-100).
Rasulullah SAW bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Ertinya:
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ya Allah jadikan hidup kami dapat memberi manfaat kepada orang ramai. Jangan Engkau jadikan waktu kami terbuang sia-sia dalam hidup kami dengan saling menjawab perkara yang tidak berguna. Mudah-Mudahan ucapan dan perbuatan kami menjadi amalan sholeh dalam hidup kami. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin.
Artikel nukilan Ustaz Sihabuddin Muhaemin